Angsa merasa kehidupannya ada yang kurang. Kolam yang indah, rumah yang megah, teman-temannya, dan segala fasilitas yang dia miliki... terasa hampa.
Angsa mulai bertanya-tanya... kenapa, mengapa, dan kapan dia akan menemukan sesuatu yang dapat mengisi kehampaan dirinya. Meski si angsa merasa nyaman dengan kehidupannya, di sisi lain dia juga merasa... kosong.
Sampai suatu hari, saat si angsa sedang mandi air sendirian di pojok kolam, dia dikejutkan oleh sebuah suara...
"Coba deh kamu ke sini...!"
Angsa berputar, mencari-cari sumber suara tadi. Ternyata ada seekor beruang madu sedang bersantai di bawah pohon dekat kolam.
"Yee.. bengong doang, sini!" Si beruang mengingatkan.
"Emang kenapa?" tanya Angsa.
"Sini dulu, ada yang mo kukasihtau nih.." kata beruang madu.
Si angsa pun penasaran dan menurut. Beruang bilang gini, "Jarang-jarang ngeliat angsa secantik kamu mandi di sini..."
Angsa dalam hati tersanjung dong. "Emang kenapa gitu?" jawab si angsa mencoba memancing.
"Iya.. karena biasanya yang lebih cantik dari kamu yang mandi di sini!" balas si beruang ngasal. Angsa pun mencubit si beruang dengan kesal, "Ih! Enak aja!"
"Udah deh.. daripada berantem, mendingan kamu cobain ini nih" Sang beruang menyodorkan sebuah belanga berisi cairan keemasan.
Si angsa belum pernah melihat cairan tersebut, dia teringat pepatah, jangan mudah percaya pada hewan lain. Tapi dia penasaran banget!! "Ih.. apa ini, kayanya bukan ikan deh!" tanya si angsa setengah ragu.
"Ini emang bukan ikan, tapi 'saripati ikan'..." kata sang beruang menjelaskan.
Angsa manggut-manggut dan mencobanya... Waaw! Ternyata rasanya manis sekali! Baru kali ini si angsa merasakan minuman yang jauuh berbeda dan istimewa banget rasanya.....
Saat angsa ingin meneguk lagi cairan lezat itu, tiba-tiba sang beruang mengambilnya. "Eits, tunggu dulu! Jangan kemaruk dong..." Angsa sedikit kecewa.
"Kita main dulu aja yuk..." ajak sang beruang. Angsa sudah lama sekali tak bermain, tentu saja dia merasa senang sekali.
Singkat cerita... Makin hari, sang beruang madu dan si angsa semakin akrab. Si angsa jadi banyak mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah diketahuinya, dan itu sangat mengasyikkan baginya. Belakangan dia akhirnya ngerti, kalau cairan keemasan tempo hari bukanlah 'saripati ikan', tapi madu. Angsa jadi geli sendiri mengingatnya.
Sampai angsa jadi lupa... kalau dia pernah merasa 'kosong'... dan dia tidak pernah merasa kosong lagi sejak bertemu sang beruang.
Apakah si angsa telah mencapai penghujung masa penungguannya, menemukan seseorang yang dapat mengisi kekosongan hatinya...?
(Bersambung)